8Bahan Tas Pilihan Terbaik untuk Material Produksi. Posted on September 15, 2021. Selain untuk estetika, tentu bahan tas menjadi pertimbangan karena akan mempengaruhi seberapa awet tas itu akan bertahan. Hal ini wajib diketahui utamanya jika Anda memiliki usaha manufaktur tekstil atau garment yang berfokus memproduksi tas.
Pewarnatekstil terdiri dari zat pewarna alam dan sintesis. Zat pewarna alam berasal dari hewan dan tumbuhan contohnya daun pohon nila, kulit pohon soga tingik, kunyit, teh dan masih banyak lagi. Pewarna alami mudah diserap oleh bahan alami, terutama sutra, namun tidak dengan bahan sintesis.
Pr oduk kerajinan tekstil secara umum t er diri atas mat er ial tekstil, w ar na, dan aksesori yang digunakan pada kerajinan tekstil. Jenis tekstil dilihat dari asal usul bahan baku t er diri atas tekstil yang t er buat dari serat alam dan tekstil yang t er buat dari serat buatan (sint etis), serta semi sintetis (bahan alam yang diproses secara sint etis). Pew ar na yang digunakan untuk pew ar na
IBffMvS. Produk kerajinan tekstil secara umum terdiri atas material tekstil, warna, dan aksesori yang digunakan pada kerajinan tekstil. Jenis tekstil dilihat dari asal usul bahan baku terdiri atas tekstil yang terbuat dari serat alam dan tekstil yang terbuat dari serat buatan sintetis, serta semi sintetis bahan alam yang diproses secara sintetis. Pewarna yang digunakan untuk pewarna tekstil juga ada yang berasal dari bahan alam dan sintetis. Pada kerajinan tekstil, kadang kala digunakan aksesori seperti kancing, manik-manik, ritsleting, dan lain-lain. Aksesori tersebut ada yang berbahan sintetis seperti plastik ada pula berbahan alami seperti kancing batok kelapa atau manik-manik dari batu. Serat Serat alam yang digunakan untuk tekstil terdiri atas serat yang berasal dari tumbuhan di antaranya kapas, batang rami, nanas, batang pisang. Serat alami yang berasal dari hewan seperti wol dari bulu biri-biri dan sutra dari kepom- pong ulat sutra. Serat alami lainnya adalah serat dari logam seperti benang emas dan perak yang digunakan pada tenun Songket dan Tapis. Serat organik pada umumnya lebih mudah menyerap keringat, lebih terasa sejuk pada tubuh tidak panas, namun mudah kusut sehingga memerlukan penyetrikaan panas, dan rentan terhadap jamur. Tekstil dengan bahan organik dapat rusak jika direndam pada deterjen selama lebih dari 2 jam. Serat bahan sintetis berasal dari polyester serupa dengan plastik, yaitu nilon, acrilyc, spandex, dan lain-lainnya. Serat sintetis memiliki elastisitas yang baik sehingga tidak mudah kusut dan tidak memerlukan penyetrikaan panas, namun daya serapnya rendah sehingga kurang nyaman dan kurang terasa sejuk pada tubuh. Tekstil dari serat sintetis tahan terhadap bakteri dan jamur serta tahan terhadap pelarut organik dan kimia/dry cleaning. Selain serat organik dan sintetis, terdapat juga serat semi sintetis dan serat campuran. Serat semi sintetis adalah serat rayon yang terbuat dari polimer dari bahan organik karena tidak sepenuhnya organik dan namun tidak sepenuhnya sintetis. Serat campuran, dibuat dari bahan campuran organik dan sintetis, untuk mengurangi kelemahan dari sifat salah satu bahan. Pewarna Perwarna tekstil terdiri atas zat pewarna alam dan zat pewarna sintetis. Zat pewarna alam berasal dari tumbuhan atau hewan. Tekstil tradisional Indonesia pada zaman dahulu menggunakan pewarna alam seperti daun pohon nila indofera, kulit pohon soga tingi Ceriops candolleana arn, kayu tegeran Cudraina javanensis, kunyit Curcuma, teh tea, akar mengkudu Morinda citrifelia yang menghasilkan warna merah, berasal dari Timur Tengah dan dibawa ke kepulauan Indonesia melalui pedagang India, kulit soga jambal Pelthophorum ferruginum, kesumba Bixa orelana, daun jambu biji Psidium guajava. Pewarna alami mudah diserap oleh tekstil dari bahan alami, terutama sutra, namun tidak oleh tekstil dengan bahan sintetis. Zat pewarna sintetis adalah zat pewarna buatan yang dibuat dari ter arang baru bara atau minyak bumi. Zat warna sintetis lebih mudah diperoleh di pasaran, memiliki keragaman warna lebih banyak, dan menyediakan warna terang. Zat warna sintetis dapat menghasilkan warna yang konsisten atau sama, dan mudah diserap oleh tekstil dengan serat alami maupun tekstil dengan serat sintetis. Kelemahan pewarna sintetis adalah belum tentu aman untuk manusia dan alam. Aksesoris Aksesori ditambahkan pada produk kerajinan tekstil untuk memberikan fungsi dan estetika. Seperti halnya serat dan pewarna, aksesori kerajinan tekstil juga dapat dibagi menjadi berbahan alami dan berbahan sintetis. Pada tekstil tradisional, aksesori dapat berupa manik-manik yang terbuat dari batu, dari kerang, atau gigi hewan. Pada kerajinan tekstil modern, penggunaan aksesori lebih beragam seperti kancing, gesper, ritsleting, velco, dakron atau busa pelapis dan lain-lain. Bahan aksesori modern dapat terbuat dari batu, batok kelapa, kerang, logam, maupun plastik.
Pegiat dunia fesyen tanah air saat ini tengah sangat gencar mengampanyekan konsep fesyen berkelanjutan atau ramah lingkungan. Salah satu hal yang dapat mendukung terciptanya fesyen berkelanjutan ialah pemanfaatan bahan-bahan alami. Selain bahan pembuat kain, bahan pewarna kain atau pakaian juga bisa didapat secara alami dari alam. Pewarna tekstil alami sudah lazim digunakan sejak dulu oleh para perajin batik dan tenun di berbagai wilayah Nusantara. Berikut ini lima tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna alami pada produk tekstil yang mudah ditemukan di Indonesia. Kesumba merupakan salah satu jenis tanaman perdu yang berasal dari Amerika Selatan. Meski bukan tumbuhan asli Indonesia, kesumba mudah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Kesumba memiliki warna alami merah yang pekat. Bagian yang kerap dijadikan sebagai pewarna alami adalah bijinya. Selain untuk pewarna tekstil, kesumba juga kerap digunakan sebagai pewarna produk kosmetik alami. Daun suji memiliki warna hijau pekat yang sangat khas. Umumnya orang lebih banyak yang menggunakan daun suji sebagai pewarna makanan. Namun, suji juga dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat pewarna tekstil. Kunyit atau turmeric merupakan rempah asli Asia Tenggara yang memiliki bakat kuat sebagai bahan pewarna alami. Warna kuning pada kunyit sangat pekat dan apat melekat dengan baik pada kain tanpa memutuhkan berbagai tambahan bahan kimia lainnya. ketapang Daun pohon ketapang dapat diolah menjadi pewarna alami. Uniknya, hasil pengolahan daun ketapang dapat menghasilkan setidaknya tiga warna yang berbeda. Mulai dari olive green, hitam, hingga kuning kecokelatan. Perbedaan itu dapat terjadi berdasarkan kondisi daun yang digunakan serta bahan campuran yang digunakan untuk mengolah daun ketapang tersebut. Kulit kayu secang dapat dioleh menjadi pewarna cokelat hingga marun alami. Nuansa earth tone akan sangat terasa dari bahan yang diwarnai dengan kayu secang. Di beberapa daerah, secang juga kerap digunakan untuk mewarnai beberapa karya seni seperti anyaman. M-2
Material Tekstil, Bahan Pewarna, dan Aksesori. Produk kerajinan tekstil pada umumnya teridiri atas material, pewarna dan aksesori yang digunakan pada kerajinan tekstil. Dilihat dari asal usul bahan bakunya, kerajinan tekstil terdiri atas tekstil yang dibuat dari serat alam dan tekstil yang terbuat dari serat buatan bahan sintetis, dan juga memiliki sintesis atau bahan alam yang diproses secara sintetis. Pewarna yang digunakan untuk mewarnai tekstil juga ada yang bersumber dari bahan alam dan sintetis. Pada kerajinan tekstil, ada juga yang menggunakan aksesori seperti kancing, manik-manik, resleting, dan lainnya. Aksesori tersebut ada yang berbahan sintetis seperti plastik dan ada juga yang berbahan alami seperti kancing batok kelapa atau manik-manik yang terbuat dari batu. 1. Material Serat Kerajinan Tekstil. Serat alam yang dimanfaatkan untuk kerajinan tekstil terdiri atas serat yang berasal dari tumbuhan yang diantaranya, yaitu kapas, batang rami, nanas, dan batang pisang. Serat alami yang bersumber dari hewan, yaitu Wol dari bulu hewan biri-biri dan sutra yang berasal dari kepompong ulat sutra. Serat alami lainnnya, yaitu serat dari logam seperti benang emas dan perak yang digunakan pada tenun Songket dan Tapis. Serat alami pada umumnya lebih mudah menyerap keringat, lebih terasa sejuk pada tubuh, namun mudah kusut sehingga memerlukan penyetrikaan panas, dan rentan terhadap jamur. Tekstil dengan bahan organik dapat rusak jika direndam pada deterjen selama lebih dari 2 jam. Serat dari bahan sintetis bersumber dari polyester menyerupai plastik, yaitu nilon, acrilyc, spandex, dan lainnya. Jenis serta ini memiliki elastisitas yang baik sehingga tidak gampang kusut serta tidak perlu penyetrikaan yang panas, namun daya serapnya rendah sehingga kurang begitu nyaman dan kurang terasa sejuk saat di gunakan. Tekstil dari serat sintetis juga tahan terhadap bakteri dan jamur serta tahan terhadap pelarut organik dan kimia. Selain serat organik dan sintetis, juga terdapat serat semi sintetis serta serat campuran. Serat semi sintetis adalah serat rayon yang dibuat dari bahan polimer bahan organik karena tidak sepenuhnya organik dan namun tidak sepenuhnya pula sintetis. Serat campuran adalah serat yang dibuat dari bahan campuran organik dan sintetis untuk mengurangi kelemahan dari sifat salah satu bahan. 2. Material Pewarna Kerajinan Tekstil. Pewarna pada tekstil terdri dari zat pewarna alam dan zat pewarna sintetis. Zat pewarna dari bahan alami berasal dari tumbuhan ataupun hewan. Kerajinan tekstil tradisional Indonesia pada zaman dulu menggunakan pewarna alam seperti; a. daun pohon nila, b. kulit pohon soga tingi, c. kayu tegeran, d. kunyit, e. teh, f. akar mengkudu, yang menghasilkan warna merah, berasal dari Timur Tengah dan dibawa ke Indonesia melalui para pedagang India, g. kulit soga jambal, h. kesumba, dan i. daun jambu biji Pewarna alami sangat diserap oleh kerajinan tekstil dari bahan alami, terutama sutra, namun tidak oleh kerajinan tekstil dengan bahan utama sintetis. Zat pewarna sintetis adalah zat pewarna buatan yang dibuat dari arang batu bara ataupun dari minyak bumi dan mudah diperoleh di pasaran, memiliki keberagaman warna yang lebih banyak, dan meyediakan warna terang. Zat pewarna sintetis dapat menghasilkan warna yang konsisten atau sama, dan mudah diserap oleh kerajinan tekstil yang berbahan serat alami maupun kerajinan tekstil dari serat sintetis. Kelemahan pewarna tekstil adalah belum tentu aman untuk manusia dan alam. 3. Material Aksesori Kerajinan Tekstil. Aksesori ditambahkan pada produk tekstil dengan tujuan untuk memberikan fungsi dan estetika. Seperti halnya serat dan pewarna, aksesori kerajinan tekstil juga bisa dibagi menjadi aksesori berbahan alami dan yang berbahan sintetis. Pada kerajinan tekstil tradisional, aksesori dapat berupa manik-manik yang terbuat dari baru, dari kerang, atau gigi hewan. Pada kerajinan tekstil modern, penggunaan aksesori lebih beragam seperti kancing, gesper, resleting, velko, dakron atau busa pelapis dan lainnya. Bahkan aksesori modern dapat terbuat dari batu, batok kelapa, kerang, logam, ataupun plastik. Demikian penjelasan singkat tentang Material tekstil, pewarna dan aksesori kerajinan tekstil tersebut diatas, semoga bermanfaat dan terimakasih. Sumber Kemendikbud_RI-2019.